WELCOME TO RUMAH ANTHARES







Cari Blog Ini

Rabu, 05 Januari 2011

Baek Seung Jo's Diary (epilogue I)

(Satu Tahun kemudian )

Kkong Dang Kkong Dang
Aku dapat mendengar Ha Ni menaiki tangga.
Suara Ha Ni yang kembali kepelukanku, membuat bibirku perlahan-lahan tersenyum.
“Aku kembali.” Ha Ni mengatakannya dengan suara yang lesu.
Dengan tugas akhir Ha Ni untuk tesnya itu dia membutuhkan banyak energi bahkan dia harus melindunginya dari hal yang menyedihkan.
Whoo~ Dia datang ke sisiku dan menghembuskan nafasnya.
Dari balik punggungku aku mendengar suara hati Ha Ni dan itu membuatku merasa baik.
Perlahan-lahan aku mengangkat lengannya dan memberikannya ciuman di belakang.
Dan dia balik memberikan ciuman hangat pada daun telingaku.
Skinship itu hanya datang sesaat.
Seperti salju yang datang di musim semi lalu meleleh.
Seung Jo : “Apa itu begitu sulit?”
Ha Ni : “Ya.”
Ini pasti sangat sulit karena dia tidak mengatakan tidak.
Seung Jo : “Cuci muka dan cepatlah istirahat.”
Ha Ni : “Tidak. Aku harus belajar sedikit lagi. Besok adalah test yang terakhir.”
Seung Jo : “Apa kau membutuhkan bantuan?”
Ha Ni : “Tidak. Aku akan melakukannya dengan caraku.”
Seung Jo : “Ada apa denganmu? Kau tidak meminta bantuanku.”
Ha Ni : “Ini pasti sulit untukmu juga kan? Aku dengar kau akan ada test sistem saraf besok.”
Aku merasa tersentuh mendengarnya. Hari ini aku melihat dia berfikir secara mendalam dan mencoba berdiri di jalannya. Untuk seorang jenius sepertiku kesulitan dalam belajar kedokteran adalah menyita tenagaku.
Bahan untuk belajar kedokteran sangat besar sehingga tidak ada yang seharusnya belajar sendiri. Entah itu belajar kelompok atau berbagi informasi dengan teman atau dari catatan senior. Terlalu banyak yang harus di hapalkan. Aku sangat berterima kasih atas nama cinta untuk mengenali dan memikirkan ini.
Ibu Seung Jo : “Hani, Lanjutkan belajarmu setelah kau makan snack ini. Oh tuhan! Bagaimana bisa begitu sulit? Kau cukup memiliki anak dan hidup dengan tenang dan manis sebagai gantinya.”
Begitu aku tertidur, Ibu datang diam-diam. Hari ini Ibu sangat sibuk menyiapkan snack untuk Ha Ni. Semakin lama HaNi-ku akan terlihats seperti Babi
Hani : “Ya, terima kasih. Kau tidak perlu melakukan ini, kau bahkan tidak tidur. Jika aku lapar maka aku akan mengambilnya.”
Ibu Seung Jo : “Tidak. Ini lah bagaimana aku hidup. Aku hidup tanpa bersenang-senang setelah aku membesarkan dua adik kaka yang begitu kaku seperti mayat.”
Tentu saja itu adalah sesuatu yang pasti akan Ibu katakan.
Ok! Tiba-tiba saja Ha Ni muntah. Ada apa ini?
Ibu Seung Jo: “Apa ada yang salah dengan rasanya? Apa tidak enak? Aku hanya mempersipkannya.”
Ha Ni : “Tidak. Aku hanya merasa tidak enak badan. Ini pasti karena aku sedikit kelelahan.”
Ibu Seung Jo : “Kau… Apa kau memiliki berita bagus…?”
Ibu pasti berfikir Ha Ni hamil. Aku sebaiknya menghentikan pembicaraan ini.
Seung Jo : “Ibu! Kumohon berhenti berbicara dan turunlah ke bawah untuk tidur. Aku harus pergi besok pagi. Kau tidak perlu menceritakan kisahmu tentang hubungan Ibu Mertua dan Anak menantu. Semua sudah mengetahui hal itu.”
Ibu Seung Jo : “Oh? Apakah kau terbangun karena aku? Maaf! Ha Ni! Jika kau merasa tidak enak badan maka sebaiknya kau cepat meminum obat.”
Ibu mengatakannya dengan nada suara yang lembut dan nyaris hilang. Lalu Ib upun pergi ke bawah.
Setelah mendengar suara Jam Alarm, Ha Ni tidak juga bangun.
Seung Jo : “Bukankah ini waktunya kau pergi ke kampus? Kau harus bangun.”
“Baiklah.” Ha Ni mengatakannya namun saat dia mengatakan itu suaranya terdengar tidak ada kekuatan sama sekali.
Saat aku meletakan tanganku di keningnya, Dia sedang demam. Saat memeriksanya, aku melihat lingkaran hitam di bawah matanya dan wajahnya tidak terlihat segar hari ini. Dia pasti sedang sakit.

Seung Jo : “Kau sepertinya sedang demam. Jadi pergilah ke rumah sakit.”
Ha Ni : “Baiklah. Setelah dari kampus aku akan pergi ke rumah sakit dan pulang ke rumah.”
Ha Ni
‘Apa yang harus kulakukan? Aku hamil. Aku tidak dapat menjadi perawat dan tidak dapat menyelesaikan apapun.’ Pertama kali menjadi seorang Ibu. Aku benar-benar merasa bodoh. Seung Jo juga sedang sibuk belajar dan jika tiba-tiba dia tau mengenai akan memiliki anak maka itu akan menjadi sulit untuknya, kan?
Dan jika Ibu mengetahui hal ini maka dia akan memintaku untuk menyerah menjadi perawat. Apakah aku harus menyerah dengan cita-citaku ini? Apa yang harus kulakukan?
Aku merasa hatiku terbebani saat aku berfikir bahwa aku tidak bisa meneruskan mimpiku untuk menjadi seorang perawat demi memiliki bayi. Begitu aku pulang, Ibu langsung menanyakan beberapa pertanyaan padaku. Aku rasa dia mencoba mengantisipasi sesuatu. Aku hanya berkata bahwa aku sedang sakit perut dan aku langsung menaiki tangga menuju kamar.
‘Seung Jo, cepatlah dan pulang. Apa yang harus aku lakukan?’
Walaupun aku dengan sabar menunggu Seung Jo pulang, d ia tetap pulang terlambat hari ini juga. Mahasiswa yang lainnya dari Kelompok Belajarnya tinggal bersama namun karena Seung Jo sudah menikah maka dia pulang ke rumah walaupun dia selalu telat. Apakah dia akan senang jika tiba-tiba kami memiliki
anak di tengah-tengah kesibukan kami belajar?
Saat sedang menunggu Seung Jo. Sejumlah pikiran datang dan menghantui pikiranku.
‘Aku harus menunggu dan mengatakan padanya mengenai ini saat test kami sudah berakhir. Jika aku mengatakannya sekarang maka dia akan sulit konsentrasi dalam belajar. Bayi, Maafkan aku! Aku bukannya tidak senang mendapatkanmu, tapi Ibumu dan Ayahmu sedang sedikit sibuk. Maaf Bayi…’
Seung Jo :”Apa yang mereka katakan saat di Rumah Sakit? Apa kau baik-baik saja?”
Ha Ni : “Ya.”
Seung Jo : “Minggu depan saatnya test, Apa kau yakin?”
Ha Ni : “Ya. Aku harus lulus! Untukku, untukmu dan untuk ba… HMPH!”
Ha Ni sedang berbicara namun tiba-tiba dia menutup mulutnya
dengan tangan dan berhenti berbicara.
Seung Jo : “Apa?”
Ha Ni : “Ah tidak apa-apa.”
Seung Jo : “Kau sudah bekerja keras Ha Ni-ku! Tunggulah beban berat ini untuk beberapa hari lagi.”
Seung Jo
Melihat Ha Ni yang diam, aku pun menariknya ke pelukanku dan mengelus rambutnya. Nafas Ha Ni yang lembut itu terasa di dadaku. Aku merasa sangat damai saat Ha Ni di pelukanku.
Seperti cahaya kembang api, perlahan-lahan di keningnya, lalu di daun telinganya aku menciumnya.
Perlahan-lahan ini semakin hangat. Dia seperti yang meleleh dan Ha Ni mulai merapat kempelukanku.
Nafas itu semakin cepat dan dalam. Saat aku ingin merapat padanya, dia tiba-tiba mendorongku menjauh.
Seung Jo : “Kenapa? Apa ada yang salah? Kau tidak menyukainya?”
Ha Ni : “Ini karena aku sedikit lelah. Maaf. Mungkin karena test maka aku sedikit tidak nyaman.”
Aku merasa khawatir dan sakit saat melihat Ha Ni benar-benar lelah.
“Kalau begitu, biarkan aku memelukmu dan tidur.”
Kenapa dia seperti ini, Apakah ini benar-benar karena test? Ini terlihat seperti ada sesuatu yang dia khawatirkan. Dia tampak begitu tertekan karena test ini. Aku harus bisa menghiburnya bagaimanapun juga caranya.

HA NI
Walaupun aku ada di pelukan Seung Jo dan berciuman dengannya tapi aku tetap tidak dapat berhenti mengkhawarikan apa yang akan terjadi nanti. Apa yang harus di lakukan? Apakah seseorang sepertiku dapat menjadi Ibu yang baik? Aku tidak pandai, orang yang ceroboh dan selalu mendapatkan kecelakaan. Dan bagaimana jika aku tidak bisa bersama anakku? Seperti yang terjadi dengan Ibuku.
Aku tidak ingin memikirkan hal ini tapi hal ini terus muncul dan membuatku merasa khawatir.
‘Seung Jo, apa yang harus kulakukan? Aku ingin menjadi seorang Ibu setelah menyelesaikan mimpiku dan menjadi orang yang baik. Karena sudah terjadi seperyi ini, Apa yang harus kita lakukan? Oh Ha Ni! Berhentilah panik dan mulailah rajin belajar!’
Seung Jo
Aku pikir dia sudah tertidur, Tapi Ha Ni diam-diam melepaskan pelukanku dan duduk di depan meja. Dia terlihat begitu sedih. Siput itu terlihat sangat rajin demi menggapai mimpinya. Aku bangga padamu Ha Ni, tapi melihatmu seperti ini. Ini membuat hatiku seperti tertancap pisau. Aku melihatnya dari belakang saat dia sedang belajar tanpa mengatakan apapun. Semangat siputku Oh Ha Ni!
Perlahan-lahan dia jatuh di meja dan tidak terbangun lagi.(Maksudnya ketiduran)
‘Dia pasti tertidur muskipun ia tidak bisa terjaga terus semalaman.”
Angin berhembus…
Aku berfikir dia akan terbangun jadi aku pelan-pelan sekali mengangkatnya dan memindahkannya ke atas kasur. Setelah itu aku memilihkan beberapa pertanyaan untuk ujian dan menjelaskan masalah dari pertanyaan yang dia jawab salah dan memeriksa masalah apa saja yang perlu kau ketahui. Ini asalah hadiah kecilku untuk kerja kerasmu.

Ha Ni
Akhirnya hari ini adalah test…
Mulai sekarang, Bayi ini dan aku dapat mengatasi masalah ini. Karena kami sama-sama belajar, bayi ini pasti merasa menderita saat aku menarik perutku, itu terkadang terasa sakit. Maafkan aku, aku hanya terkejut bayi. Maaf Bayi. Namun pada saat aku membelai perutku maka semuanya akan baik-baik saja. Kau pasti akan sangat tulus dan seperti aku. Kau akan sangat dingin jika kau seperti Seing Jo. Tunggu… Bagaimana jika kau sepertiku yang tidak pintar? Tidak. Bayi kumohon kau harus memiliki otak Seung Jo dan kepribadian sepertiku. Kumohon… Aku sungguh-sungguh memohon padamu Bayi.
‘Lakukan yang terbaik untuk test.’ Kata Adik ipar Eun Jo.
‘Ha Ni! Minumlah beberapa obat untuk menenangkan hatimu.’ Ucap Ibu yang selalu khawatir.
‘Makanlah bekal makan siang ini’ Ucap Ayahku
Dan Ayah Mertua hanya menepuk punggungku memberi semangat. Semua orang memberikan semangatnya dan datang ke tempat test. Tapi mengapa aku merasa pusing? Ini tidak boleh terjadi. Biarkan aku mendapat kekuatan. Bayi! Smeoga kekuatan itu di berikan kepada kita. Semangat untukmu juga Seung Joo! Berikan kami kekuatan.
Seung Jo
Aku sedang menunggunya di depan tempat test, sebaiknya aku membawanya pergi untuk makan sesuatu yang baik. Untung saja udara tidak sedang dingin. Kau pasti melihatku dari jauh karena kau terus tersenyum dan berlari ke arahku.
‘Apa kau merasa begitu baik?’
Senyuman itu memenuhi hatiku seperti pemandangan musim semidan bunga yang bermekaran. Aku merasa hatiku berdebar-debar dan merasa gembira. Tiba-tiba Ha Ni pingsan di depanku. Dan secara tiba-tiba hatiku terjun kedalam lubang yang begitu besar.
Dokter : “Karena terlalu stress yang di terima oleh Ibu maka Bayi juga merasa stress. Jadi sebaiknya anda sebagai Suami tolong menjaga istrinya agar tidak mendapat stress. “
“Ibu?” Aku merasa seseorang memukul bagian belakang kepalaku dengan palu.
Seung Jo : “Apa kau sudah tau?”
Ha Ni : “Yeah.”
Seung Jo : “Bodoh, kenapa kau tidak memberitahuku?”
Ha Ni : “Karena kau akan kaget dan sibuk. Aku juga tidak menyiapkan apapun.”
Suara yang keluar dari mulutnya itu terdengar begitu ragu-ragu.
Seung Jo : “Lalu apa kau berniat menggugurkannya?”
Ha Ni pasti sangat kaget dengan suaraku yang marah dan matanya terlihat membesar lalu dia mengangguk dan mengatakan hal ini sambil menangis,
Ha Ni : “Aku pikir ini akan membingungkanmu jika aku mengatakannya saat kau sedang sibuk belajar, setelah kita menyelesaikan test ini…..”
Seung Jo : “Kenapa kau tidak mempercayaiku? Kau yang membuat semua penderitaan ini dan aku bahkan tidak tau jika kau tertawa seperti orang bodoh. Kenapa kau membuatku terlihat seperti orang yang jahat? “
Melihat tangisan yang jatuh dari mata Ha Ni, Aku berhenti mengatakan kata-kata yang menyakitkan. Mengatakan kata-kata ini aku pikir Bayi ini akan mendengarnya dan aku mengabaikan mata Ha Ni. Baek Seung Jo. Kau memiliki jalan yang panjang untuk pergi… Dia terus menundukan kepalanya, menangis dan dengan wajah ketakutan itu suaranya bergetar, “Tidak itu… itu… bukan itu. Jika Ibu mengetahui ini… Berhenti belajar… Biarkan itu pergi… Dia pati akan mengatakan seperti itu. Aku benar-benar ingin menjadi seorang perawat dan Istri yang baik untukmu…”
Hani yang setengah menangis ini dan Bayi ini membuat hatiku luluh. Jika saja dia bertemu dengan laki-laki normal maka Bayi ini tidak akan menderita seperti ini… Jika aku lebih menjaganya… Seseorang yang menjadi dokter bahkan tidak mengetahui bahwa istrinya sedang hamil dan dia menderita seperti ini…
Sesaat aku merasa bahwa tanggung jawab ini mencekik-ku
Dengan diriku ini bagaimana aku mengatasi rasa ketakutan ini dan membuat Bayi ini nyaman?
Kata ‘Maaf’ tidak keluar dari mulutku. Aku merasa begitu rendah dan buruk, dan yang bisa lakukan hanya memeluk Ha Ni. Dan pada saat aku menelan semua kesedihan ini semuanya keluar begitu saja, tangisan yang sedih untuk sesaat.
Berapa lama tubuh mungil ini dalam penderitaan? Seperti suami yang bodoh, tangisan itu membuat tulang ini sakit. Tangisan dari laki-laki yang membiarkan istrinya menanggung semua penderitaan ini.
Ha Ni : “Sebenarnya aku takut. Aku takut bahwa aku tidak bisa menjaga anakku seperti yang Ibuku lakukan. “
Aku mengerti. Kau merasa terluka dari sesuatu yang bahkan aku tidak pernah pikirkan.
Seung Jo : “Itu baik-baik saja. Kau memiliki aku. Aku akan menjagamu. Tidak peduli apapun aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku sendri. Jadi jangan khawatir. Mengerti?”
Sebuah janji dan ciuman. Air mata di pipinya dan air mata di bulu matanya itu. Air mata penderitaan di keningnya yang memerah juga… Mulai sekarang jangan menangis sendiri. Dengan menghilangkan air mata ini maka aku juga akan menghilangkan semua kesedihanmu. Kesendirian yang ada di air matamu itu aku minta kau menghapusnya. Perlahan-lahan air mata Ha Ni pun mulai mereda.
Dengan wajah yang penuh air mata itu dia bertanya, “Apa kita tetap akan memberitahu hal ini pada orang tua kita?”
Seung Jo : “Tidak. Dengan sikap Ibu yang agresif itu kita tidak tahu apa reaksinya jadi kita harus menunggu hingga hasil tes-mu itu keluar. Setelah kita lulus maka dia tidak akan meminta kau untuk keluar atau berhenti kuliha. Ngomong-ngomong, aku dengar jika seseorang sedang hamil maka akan menginginkan sesuatu. Apa kau menginginkan sesuatu?”
Ha Ni : “Apa kau benar-benar akan membawakan apa yang aku inginkan?”
Seung Jo : “Tentu.”
Ha Ni : “Sejauh ini belum ada yang aku inginkan.”
Menanyakannya seolah-olah jika dia tidak percaya dan dengan matanya yang berkilau.
Apakah aku benar-benar seperti itu? Ini adalah sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
Seujujurnya walaupun aku mengatakan aku mencintaimu tapi terkadang aku mengabaikan hal-hal kecil yang kau lakukan untukku. Maafkan aku lagi. Kenapa cinta berarti mengatakan maaf? Kapan akan ada hari dimana cinta lebih efisien dengan mengatakan maaf?
Ha Ni : “Aku ingin makan Strawberi. Apakah ada Strawberi di bulan November?”
SeungJo : “Pasti ada rumah Strawberi. Aku akan membelinya!”
Untuk waktu merawatnya aku ingin mencobanya dan menyeimbangi apa yang dia telah berikan. Jadi aku pun berlari di tengah angin November.
Eun Jo : “Ibu, Lihat Kaka! Kenapa dia menyembunyikan Strawberi yang dia bawa dan berlari begitu cepat? Betapa memalukannya ini, dia berlari begitu cepat apa karena dia berfikir bahwa akan ada yang mencuri Strawberi itu?”
Ibu Seung Jo : “Apa? Strawberi?”
Dari belakang aku mendengar ekspresi Eun Jo yang ragu dan suara Ibu yang tiba-tiba penasaran. Aku harus menyembunyikan ini dan cepat kedalam kamar.
Seung Jo : “Ini, aku membeli Strawberi.”
Ha Ni : “Ini memakan waktu yang lama dari yang aku pikir. Apa tidak ada yang menjualnya di sekitar sini?”
Seung Jo : “Yeah. Tidak ada tetangga yang memilikinya jadi aku pergi ke supermarket besar. Aku pikir aku tertangkap basah oleh Eun Jo jadi cepatlah habiskan.”
Ha Ni : “Benarkan? Kalau begitu kita berdua harus memakannya.”
Seung Jo : “Jangan membagi itu! Kau harus memakannya sendirian! Apa ada lagi yang ingin kau makan?”
Tiba-tiba aku merasa hatiku terpenuhi oleh tatapan Mata Ha Ni yang seperti cahaya bulan. Dengan cahaya bulan itu, hatiku dapat menghangatkan tubuhku.
Ibu Seung Jo :”Ha Ni! Seung Jo!”
Ibu begitu cepat dan suaranya seperti menghantak belakang kepalaku.
Ibu Seung Jo : “Kalian berdua memiliki sesuatu yang di sembunyikan benar bukan? Jawab dengan jujur. Apa Ha Ni hamil?”
Rasa penasarannya itu sungguh gila.
Seung Jo : “Ya.”
Ibu Seung Jo : “Benar? Tebakanku akurat! HA HA HA HA kenapa kalian menyembunyikan berita gembira ini? AKu merasa sedih.”
Ha Ni ” “Seujujurnya… Aku pikir kau akan memintaku untuk berhenti belajar.”
Ibu terlihat menyesal dan dia meminta maaf pada Ha Ni dan Ha Ni hanya menundukan kepalanya.
“Hey, Kenapa aku akan memintamu berhenti belajar? Kau sudah bekerja keras. Saat kau sedang dalam masa ngidam maka itu akan ada istirahat jadi tidak apa-apa. Dan jika di hitung maka bayi ini akan lahir di bulan Agustus. Itu akan ada waktu liburan lagi jadi ini sangat sempurna. Seung Jo, kau benar-benar jenius bahkan kau sudah membuatnya dalam waktu yang sangat tepat.”

Di daftar Ibu yang Ibu buat ini tampak begitu sempurna Dia selalu sibuk. Tapi dia begitu cepat jadi aku rasa ini tidak aka menjadi masalah.
Ibu Seung Jo :”Jangan khawatir dan cukup lahirkan bayi yang sehat. Aku akan mengatur semuanya.”
Seung Jo : “Jangan memakaikan pakaian bayi perempuan lagi!”
Ibu Seung Jo : “Tidak! Aku tidak akan melakukannya lagi! Ha Ni akan melahirkan Bayi yang cantik kan? 
Benar Ha Ni? Apa yang kau lakukan? Cepat telfon Ayahmu. Eun Jo! Kau juga harus memikirkan nama Bayi! Ah kita harus mengambil foto perayaan!”
Suara yang ribut itu keluar dari suara Ibu yang penuh dengan kegembiraan dan memenuhi rumah ini. Awal penderitaan ini sudah pergi dan sekarang cahaya matahari membuat semua ini bersinar. Dan untuk Bayi kami juga ^^

(cited from: http://avrilend.wordpress.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Love is...
© Rumah Anthares - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace